MYOLOGI
MYOLOGI
A.
Pengertian Myiologi
Miologi
(myologi) ialah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang otot.
Myo=muscle=musculus=otot, logy=ilmu pengetahuan. Otot adalah suatu jaringan
dalam tubuh manusia maupun hewan yang berperan sebagai alat gerak aktif yang
menggerakkan rangka tubuh manusia serta pergerakan dari organ dalam tubuh. Otot
merupakan salah satu dari empat kelompok jaringan pokok. Miologi adalah istilah
untuk ilmu yang mempelajari mengenai otot. Otot membentuk 43% berat badan dan
lebih dari 1/3-nya merupakan protein tubuh dan ½-nya adalah tempat terjadinya
aktivitas metabolik saat tubuh istirahat. Proses vital di dalam tubuh seperti
kontraksi jantung, kontriksi pembuluh darah, pernafasan, gerakan peristaltic
usus) terjadi karena adanya aktivitas otot.
Kuat tidaknya kontraksi otot
tergantung pada MCV (Maximum Contaction Voluntary), masa otot, otot yang
dipanjangkan sebelum berkontaksi, otot yang diberi beban sebelum berkontraksi,
tingkat kelelahan, tingkat keteralihan dan suhu otot. Persentase efisiensi
kerja dari otot manusia adalah sekitar 18%-26%. Efisiensi didefinisikan sebagai
rasio metabolism, berdasarkan penggunaan oksigen.
Penamaan otot biasanya
berkaitan dengan lokasi otot, jumlah origo, bentuk otot, besar dan
panjang otot atau berdasarkan fungsinya. Pada vertebrata, sistem ototnya serupa
dengan yang dimiliki oleh manusia, sedangkan pada sistem otot ivertebrata belum
dimiliki atau belum diketahui secara jelas sistem ototnya.
B.
Fungsi Otot
Otot adalah suatu jaringan
dalam tubuh manusia maupun hewan yang berperan sebagai alat gerak aktif yang
menggerakkan rangka tubuh manusia serta pergerakan dari organ dalam tubuh. Otot
merupakan salah satu dari empat kelompok jaringan pokok. Miologi adalah istilah
untuk ilmu yang mempelajari mengenai otot. Otot membentuk 43% berat badan dan
lebih dari 1/3-nya merupakan protein tubuh dan ½-nya adalah tempat terjadinya
aktivitas metabolik saat tubuh istirahat. Proses vital di dalam tubuh seperti
kontraksi jantung, kontriksi pembuluh darah, pernafasan, gerakan peristaltic
usus) terjadi karena adanya aktivitas otot.
Kuat tidaknya kontraksi otot
tergantung pada MCV (Maximum Contaction Voluntary), masa otot, otot yang
dipanjangkan sebelum berkontaksi, otot yang diberi beban sebelum berkontraksi,
tingkat kelelahan, tingkat keteralihan dan suhu otot. Persentase efisiensi
kerja dari otot manusia adalah sekitar 18%-26%. Efisiensi didefinisikan sebagai
rasio metabolism, berdasarkan penggunaan oksigen.
Penamaan otot biasanya
berkaitan dengan lokasi otot, jumlah origo, bentuk otot, besar dan
panjang otot atau berdasarkan fungsinya. Pada vertebrata, sistem ototnya serupa
dengan yang dimiliki oleh manusia, sedangkan pada sistem otot ivertebrata belum
dimiliki atau belum diketahui secara jelas sistem ototnya.
C.
Struktur dan Komponen Otot
Struktur dan Komponen Otot
Hampir semua otot rangka
menempel pada tulang. Otot memiliki struktur dan komponen tersendiri seperti :
·
Tendon, jaringan ikat fibrosa (tidak
elastic) yang tebal dan berwarna putih yang menghubungkan otot rangka dengan
tulang. Urat-urat ini berupa serabut-serabut simpai yang putih, berkilap, tidak
elastic. Aponeuroses adalah lembaran-lembaran datar atau simpai dari jaringan
fibrus dengan maksud untuk nenuat kelompok-kelompok otot dan adakalanya
menggandengkan sebuah oto dengan bagian yang menggerakkannya.
·
Fascia, merupakan jaringan ikat gabungan
dari jaringan fibrus dan areolar yang membungkus dan menghimpun otot menjadi
satu. Setiap fasciculus dipisahkan oleh jaringan ikat perimysium. Di dalam
pascicle, endomysium mengelilingi 1 berkas sel otot. Di antara endomysium dan
berkas serat otot tersebar sel satelit yang berfungsi dalam perbaikan jaringan
otot yang rusak. Dalam bagian-bagian tertentu, seperti dalam telapak tangan,
fascia ini sangat padat dan kuat. Contohnya adalah fascia Palmaris dan fascia
plantaris.
·
Sarcolemma (membrane sel/serat otot) dan
sarcoplasma, yang merupakan unit structural jaringan otot yang berdiameter 0,01
– 0,1 mm dengan panjang 1-40 mm yang melapisi suatu sel otot yang fungsinya
sebagai pelindung otot. besar dan jumlah jaringan terutama jaringan elastic,
akan meningkat sejalan dengan penambahan usia. Setial 1 serat otot dilapisi
oleh jaringan elastic tipis yang disebut sarcolemma. Protoplasma serat otot
yang berisi materi semicair disebut sarkoplasma. Di dalam matriks serat otot
terbenam unit fungsional otot berdiameter 0,001 mm yang disebut myofibril.
·
Miofibril,
merupakan serat-serat yang terdapat dalam otot. Di bawah mikroskop, miofibril
akan tampak spt pita gelap & terang yang bersilangan. Pita gelap (thick
filament) dibentuk oleh myosin. Pita terang (thin filament) dibentuk oleh
aktin, troponin & tropomiosin)
·
Miofilamen, merupakan benang-benang/filament
halus yang merasal dari myofibril. Terbagi atas dua macam yaitu miofilamen
homogeny (terdapat pada otot polos) dan miofilamen heterogen (terdapat pada
otot jantung/otot kardiak dan pada otot lurik.
·
Sarkoplasma, merupakan cairan sel otot yang fungsinya
untuk tempat dimana myofibril dan miofilamen berada.
Rektikulum sarkoplasma
Retikulum adalah bagian padat dari fasia dalam dan menambatkan
tendon-tendon yang berjalan melalui pergelangan dan mata kaki masuk kedalam
tangan dan kaki. Jejaring kantung dan tubulus yang terorganisir pada jaringan
otot.Tubulus-tubulus yang sejajar dengan miofibril, yang pada garis Z dan zona
H bergabung membentuk kantung (lateral sac) yang dekat dengan sistem tubulus
transversal (Tubulus T). Tempat penyimpanan ion Ca2+. Tubulus
T mencapai saluran untuk berpindahnya cairan yang mengandung ion.ubulus T
dan retikulum sarkoplasma berperan dlm metabolisme, eksitasi, dan kontraksi
otot.
·
Mioglobin,
merupakan pigmen yang ada pada otot, berguna sebagai pengikat oksigen.
· Motor end plates, merupakan tempat
inervasi ujung-ujung saraf pada otot.
D. Jenis
Otot
1.
Otot
Polos
Otot polos terdapat di dinding
usus, dinding lambung, kandung kemih, peranakan, dinding pembuluh darah dan
organ dalam lainnya. Juga berguna untuk mengontro diameter pembuluh darah dan
gerakan pupil mata. Otot ini memiliki sel berbutir beras dan fungsinya diatur
oleh sistem saraf tak sadar. Itu berarti bahwa walaupun otot usus seseorang
bergerak, yang bersangkutan tidak merasakannya. Walaupun demikian, bila pergerakannya
berlebihan maka orang tersebut akan merasakan mulas atau colic.
Berikut ciri-ciri otot polos :
·
Bentuknya
gelondong, kedua ujungnya meruncing dan dibagian tengahnya menggelembung.
·
Mempunyai
satu inti sel.
·
Tidak
memiliki garis-garis melintang (polos).
·
Bekerja
diluar kesadaran, artinya tidak dibawah pe tah otak, oleh karena itu otot polos
disebut sebagai otot tak sadar.
·
Terletak
pada otot usus, otot saluran peredaran darah otot saluran kemih, dan lain lain.
2.
Otot
Lurik
Otot satu ini mudah lelah yang
disebabkan oleh penumpukan asam laktat pada sel-selnya. Pergerakan otot lurik
berasal dari sinyal motorik yang berasal dari otak dan bersifat sadar (bukan
reflex).otot ini terdapat pada hampir keseluruhan tubuh bagian luar.
Berikut ciri otot lurik :
·
Bentuknya
silindris, memanjang dan tidak bercabang.
·
Tampak
adanya garis-garis melintang yang tersusun seperti daerah gelap dan terang
secara berselang-seling (lurik).
·
Mempunyai
banyak inti sel di tepi
·
Bekerja
dibawah kesadaran, artinya menurut perintah otak, oleh karena itu otot lurik
disebut sebagai otot sadar.
·
Penyebaran
otot lurik ada pada kerangka tubuh, diafragma dan organ lain seperti lidah,
bibir dan palpebra
Otot lurik dikenal sebagai 2 tipe otot berikut :
a.
Otot
merah (Tipe I)
Otot merah memiliki myofibril relatif sedikit, tetapi sarkoplasma
dan mitokondria relatif banyak serta mioglobin dengan jumlah yang banyak bila
dibandingkan dengan otot pucat. Miofibril membentuk lapang Cohnheim (Cohnheim’s
field), mengelompok dengan batas yang jelas.
b.
Otot
pucat (Tipe II)
Otot pucat memiliki myofibril banyak dan sarkoplasma dan
mitokondria relatif sedikit. Miofibril tidak membentuk lapang Cohnheim
(Cohnheim’s field) seperti pada otot merah. Otot jenis ini memiliki kandungan mioglobin
lebih sedikit dari pada otot merah. Posisi inti lebih superficial langsung di
bawah sarkolema. Otot pucat bekerja cepat dan kuat, tetapi cepat lelah.
3.
Otot
Jantung
Otot yang bekerja khusus untuk
memompa darah pada jantung ini adalah jaringan otot yang sanggup berkontraksi
secara terus-menerus tanpa henti. Pergerakannya tidak dipengaruhi sinyal saraf
pusat. Otot jantung dapat dipengaruhi oleh interaksi syaraf simpatetik atau
parasimpatetik yang memperlambat atau mempercepat laju denyut jantung, namun
tidak dapat mengontrolnya secara sadar.
Berikut ciri otot jantung :
·
Otot
jantung ini hanya terdapat pada jantung. Strukturnya sama seperti otot lurik,
gelap terang secara berselang seling dan terdapat percabangan sel.
·
Kerja
otot jantung tidak bisa dikendalikan oleh kemauan kita, tetapi bekerja sesuai
dengan gerak jantung. Jadi otot jantung menurut bentuknya seperti otot lurik
dan dari proses kerjanya seperti otot polos, oleh karena itu disebut juga otot
spesial.
·
Dibawah
mikroskop tampak seperti otot lurik tetapi bercabang dan intinya
ditengah.
·
Sumber
energinya dari metabolism aerobic dan membutuhkan energi lebih besar dari otot
lainnya.
Otot tidak bekerja sendiri-sendiri tetapi dalam kelompok untuk
melaksanakan gerakan dari berbagai bagian rangka tubuh. Menurut cara kerjanya,
otot dibedakan menjadi :
1.
Antagonis
Dimana cara kerjanya menimbulkan efek gerak
berlawanan
Cara kerja otot antagonis dapat berupa gerakan :
·
Ekstenso
(meluruskan), felkso (membengkakkan)
·
Abduktor
(menjauhi tubuh), aduktor (mendekati tubuh)
·
Depresor
(arah ke bawah), elevator (arah ke atas)
·
Supinator
(menengadah), pronator (menelungkup)
2.
Sinergis
atau flexi
Cara kerjanya menimbulkan gerakan searah
atau bersama-sama. Juga bekerja untuk menstabilkan bagian-bagian anggota
lain sewaktu bagian lain bergerak.
Otot yang tidak lepas dari peran saraf, dibagi kedalam dua
kelompok yaitu :
1.
Volunter
Ototnya disarafi oleh saraf somatic dan berada
dalam kontrol otak. Contohnya otot lurik.
2.
Involunter
Otot ini disarafi oleh sistem saraf otonom dan
tidak berada dibawah kontrol otak. Contohnya otot polos dan otot jantung.
E. Mekanisme Kerja Sistem Otot
Otot manusia bekerja dengan
cara berkontraksi sehingga otot akan memendek, mengeras dan bagian tengahnya
menggelembung (membesar). Hal ini melibatkan kerja saraf. Karena memendek maka
tulang yang dilekati oleh otot tersebut akan tertarik atau terangkat. Kontraksi
satu macam otot hanya mampu untuk menggerakkan tulang kesatu arah tertentu.
Kontraksi dapat berlangsung bila ada rangsangan (stimulus) baik oleh pengaruh
saraf atau oleh pengaruh lain. ontraksi dapat terjadi karena adanya energi
kimia berupa ATP yang terbentuk pada sel otot. Kontraksi terjadi sangat
dipengaruhi oleh 2 jenis protein yaitu aktin dan myosin. Interaksi dari 2
protein tersebut menyebabkan terjadinya kontraksi pada otot. Agar tulang dapat
kembali ke posisi semula, otot tersebut harus mengadakan relaksasi dan tulang
harus ditarik ke posisi semula. Untuk itu harus ada otot lain yang berkontraksi
yang merupakan kebalikan dari kerja otot pertama. Jadi, untuk menggerakkan
tulang dari satu posisi ke posisi yang lain, kemudian kembali ke posisi semula
diperlukan paling sedikit dua macam otot dengan kerja yang berbeda. Karena
itulah otot dikatakan sebagai bagian dari alat gerak aktif yang tidak bisa
bekerja sendiri-sendiri. Hal ini disebabkan jika bagian otot satu bergerak,
maka bagian lain juga akan ikut terlibat.
· Otot-otot membentuk penempelan ke
struktur lain dengan 3 cara yaitu :
· Tendon menempelkan otot ke tulang
· Otot menempel secara langsung (tanpa
tendon) ke tulang atau jaringan lunak
· Sebuah fasia yang rata berbentuk
seperti lembaran yang disebut aponeurosis dapat menghubungkan otot ke otot atau
otot ke tulang
Sistem otot memiliki karakteristik tersendiri yaitu:
·
Kontrakstibilitas, kemampuan otot untuk memendek atau
berkontraksi.
·
Eksitabilitas, serabut otot akan merespon dengan
kuat jika distimulasi oleh impuls saraf.
·
Ekstensibilitas, serabut otot memiliki kemampuan
untuk menegang melebihi panjang otot saat rileks.
·
Elastisitas, serabut otot dapat kembali ke
ukuran semula setelah berkontraksi atau menegang dalam artian lain relaksasi.
Kontraksi otot memerlukan suplai ATP yang banyak. Ketika ATP
dikonsumsi oleh otot yang berkontraksi, energinya diganti kembali dengan 3 cara
:
·
Metabolisme
aerobic, dengan
keberadaan oksigen, bahan bakar seperti glikogen, glukosa dan lemak dapat
dihancurkan untuk membentuk energi.
·
Metabolisme
anaerobic, tubuh
dapat juga memetabolisme bahan bakar tanpa adanya oksigen. Meskipun demikian,
bila oksigen tidak ada, penghancuran bahan bakar secara penuh tidak mungkin
terjadi. Dan asam laktat akan terbentuk. Akumulasi dari asam laktat
mungkin bertanggung jawab terhadap nyeri pada otot yang berhubungan dengan
kerja keras.
·
Metabolisme
dari keratin fosfat,
keratin fosfat mengandung energi yang dapat digunakan tubuh untuk mengganti ATP
secara cepat selama kontraksi otot. Sebagai bentuk penyimpanan energi, keratin
fosfat memastikan bahwa otot rangka dapat bekerja untuk waktu yang lama.
Otot dapat mengalami regenerasi sesuai dengan jenisnya seperti otot polos yang
meregenerasi dengan cara mitosis, otot lurik yang beregenerasi dari mioblas dan
otot jantung yang khususnya sangat sulit beregenerasi, jika ada kesurasakan
dalam jarigan otot jantung biasanya diganti oleh jaringan pengikat.
F. GANGGUAN PADA OTOT
·
Distrofi
otot, merupakan penyakit menurun yang
disebabkan oleh mutasi gen yang bertanggung jawab untuk sintesis protein otot,
sehingga otot menjadi lemah. Umumnya gangguan ini terjadi pada laki-laki umur
antara 3-7 tahun.
·
Atrofi
Otot, terjadinya pengurangan ukuran
otot, ketegangan dan kekuatan otot yang disebabkan oleh mengecilnya
serabut-serabut otot. Segala jenis kerusakan pada neuron motorik akan
menyebabkan terjadinya atrofi otot secara bertahap. Misalnya virus polio yang
menyerang saraf otak dan sumsum tulang belakang menyebabkan paralisis dan
atrofi otot.
·
Hiperplasia, membesarnya otot yang disebabkan
karena jumlah serabut otot bertambah, tetapi tidak disebabkan karena
membesarnya serabut otot.
·
Hipertrofi,membesarnya otot yang disebabkan
oleh aktivitas berat otot yang dilakukan secara terus menerus. Otot yang
mengalami hipertrofi membuat diameter serabut ototnya meningkat dan jumlah zat
yang terdapat dalam otot juga bertambah.
·
Tetanus, dimana terjadi kontraksi otot
seluruh tubuh yang kuat dalam waktu tertentu, disebabkan oleh stimulus racun
yang dikeluarkan oleh Clostridium tetani.
·
Kerusakan
tendon yaitu sobek atau pecah. Tendon dapat teriris putus karena kecelakaan atau
perkelahian.
Comments
Post a Comment